Keterampilan Tata Busana MAN Model setiap tahunnya mempunyai bermacam-macam standar kompetensi dengan berbagai kompetensi dasar sesuai dengan kebutuhan dan permintaan sekolah. Keterampilan Tata Busana mengajarkan peserta didik kelas XI membordir yang mencakup didalamnnya desain motif dan praktek bordir, sehingga menghasilkan produk berupa alas meja, sapu tangan, sarung bantal, dan lain-lain. Setelah 2 tahun pelajaran berjalan, standar kompetensi yang diajarkan kepada peserta didik dirubah menjadi membuat pakaian sekolah seperti baju kurung sekolah beserta rok pada semester I, lalu pada semester II diajarkan membuat pakaian pesta seperti baju kebaya. Untuk tahun berikutnya demi variasi pelajaran, pada semester I peserta didik diajarkan membuat pakaian santai berupa blus dan celana panjang dan untuk semester II diajarkan bagaimana membuat pakaian pesta berupa gaun. Berdasarkan perkembangan zaman yang menuntut peserta didik bukan hanya bisa menjahit tapi juga harus mendalami ilmu dasar dalam pembuatan pakaian, pelajarannya diberikan sedetil-detilnya mulai dari tahap persiapan (desain, ukuran, pola, menggunting) sampai tahap menjahit dan tahap penyelesaiannya sampai dengan pengepasan pakaian. Pada kelas XI diajarkan membuat pakaian sekolah yang terdiri dari baju kurung sekolah dan rok sekolah. Sehingga hasil praktek dapat dipakai langsung untuk pakaian seragam mereka.
Proses pembelajaran keterampilan terdiri dari pembelajaran teori dan praktek. Bahan yang digunakan untuk praktek berasal dari peserta didik masing-masing sehingga pakaian hasil praktek dapat dipakai sesuai kebutuhan sehingga dapat membuat peserta didik bangga dengan hasil karya sendiri. Peserta didik yang tidak memiliki cukup dana untuk membeli bahan praktek sendiri bisa menggunakan bahan sekolah dan hasil praktek dipajang disekolah sebagai motifasi bagi adik-adik kelas. Setiap ada acara promosi sekolah masing-masing keterampilan membuka stand untuk memajang hasil karya peserta didik, khusus untuk peserta didik tata buasana juga memajang produk mereka berupa pakaian santai, pakaian sekolah, dan pakaian pesta. Hal ini dilakukan untuk membuktikan pada masyarakat bahwa peserta didik keterampilan MAN Model bisa berkarya. Selain itu hasil karya peserta didik juga sering ditampilan di fashion show setiap acara perpisahan dengan peserta didik kelas XII.
Media pembelajaran sangat penting selain sebagai panduan dalam pembelajaran juga berfungsi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Keterampilan tata busana menyediakan media berupa buku cetak, kliping desain busana, contoh laporan pembuatan busana dan juga internet yang disediakan sekolah.
Nilai keterampilan bukan hanya berfungsi sebagai cerminan dari hasil usaha mereka dalam proses pembelajaran namun juga berpengaruh terhadap nilai rapor peserta didik dan juga sebagai penentu kenaikan kelas. Sehingga peserta didik tidak bisa menganggap remeh pelajaran keterampilan. Ini juga merupakan bukti bahwa keterampilan juga dibutuhkan dalam pendidikan.
Penataan ruang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Oleh sebab itu ruang instalasi keterampilan tata busana diatur sedemikian rupa sehingga membuat peserta didik semangat dan nyaman dalam belajar. Pengaturan ruangan selalu berbeda tiap semester, guna menghilangkan kejenuhan dan menimbulkan suasana baru dalam belajar. Pada umumnya konsep penataan mesin untuk alat praktek dibuat berkelompok untuk memungkinkan peserta didik berdiskusi dengan teman dalam praktek untuk mengatasi ketidakpahaman tahap demi tahap proses pembuatan suatu produk, hal ini dimaksudkan juga untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan teman agar pelajaran yang diberikan dapat terserap dengan sempurna. Penataan mesin jahit bisa terdi dari 2 mesin yang saling berhadap- hadapan, bisa terdiri dari 3 mesin jahit yang disusun berbentuk segitiga saling berhadapan, ada yang terdiri dari 4 mesin dengan 2 yang saling berhadapan, dan sebagainya dengan tujuan agar mereka bisa saling berdiskusi satu sama lain. Selain pengaturan mesin sebagai alat praktek, pengaturan meja belajar ataupun sebagai tempat untuk memotong bahan juga dibuat berhadap-hadapan agar mereka bisa berdiskusi tentang cara memotong bahan yang baik, cara memindahkan tanda pola yang benar serta cara membuat laporan hasil praktek yang benar.
Peserta didik keterampilan yang sudah dibekali dengan ilmu dan keterampilan, setiap tahunnya akan diterjunkan ke dunia industri selama 1 bulan guna mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat serta mempelajari cara kerja sebuah dunia usaha yang dikemas dalam perogram Praktek Kerja Lapangan (PKL). Untuk keterampilan tata busana, peserta didik ditempatkan di konveksi yang memproduksi seragam sekolah dan olah raga, pada modeste yang memproduksi pakaian santai dan pakaian pesta, pada usaha seprai dan juga pada usaha bordir. Sehingga selesai PKL mereka akan mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang berharga yang mungkin tidak mereka dapatkan di bangku sekolah. Setelah tamat sekolah peserta didik yang berbakat dalam keterampilan juga dapat melanjutkan studinya ke universitas yang menyediakan jurusan sesuai dengan keterampilan yang diinginkan salah satunya adalah Universitas Negeri Padang yang mempunyai Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dengan program studi Tata Busana dan Tata Boga serta Tata Rias. Dalam 3 tahun terakhir ini sudah ada tamatan MAN yang mengambil keterampilan tata busana yang melanjutkan studinya ke UNP seperti Fatjunia peserta didik tamatan tahun 2011 sekarang sedang berkuliah di PKK UNP prodi tata boga semester 6, lalu Eka Maiyuliani tamatan 2012 melanjutkan ke PKK UNP prodi tata busana sekarang sudah semester 4, dan Syabilla Andriani tamatan 2013 sekarang diterima PKK UNP prodi tata rias.
Jam pelajaran keterampilan biasanya diletakkan pada 3 jam terakhir, oleh sebab itu sambil menunggu jam mengajar atau jam pulang, kami sebagai guru sering membuat pakaian, mukena atau produk lain yang berhubungan dengan busana di ruangan tata busana, hal ini dilakukan selain utuk mengisi waktu luang juga dimaksudkan untuk menarik minat peserta didik untuk melihat proses kerja pembuatan suatu pakaian yang mungkin juga akan membangkitkan minat peserta didik untuk mempelajarinya. Selain itu juga dimaksudkan agar membiasakan peserta didik mengisi waktu luang mereka dengan melanjutkan praktek yang belum selesai atau membuat produk-produk baru yang mungkin tidak diajarkan. Dan terbukti antusias mereka dalam mengerjakan tugas di luar jam pelajaran dengan mengunjungi ruangan tata busana disaat jam pelajaran kosong atau setelah pulang sekolah.